Eka B1A118013
KESEIMBANGAN PASAR BARANG DAN PASAR UANG (KURVA IS-LM
Model Keseimbangan di Pasar Barang dan Jasa (kurva IS) dan Model Keseimbangan di Pasar Uang (kurva LM). Model Keseimbangan di Pasar Barang dan Jasa, serta Pasar Uang sekaligus disebut dengan Model Keseimbangan IS – LM (dengan menggunakan titik potong kurva IS dan LM). Dalam Model Keseimbangan IS – LM tersebut terjadi.
Keseimbangan Umum.
Keseimbangan Umum terjadi pada waktu Pasar Barang dan Jasa dengan Pasar Uang berada dalam keseimbangan secara bersama-sama. Saat terjadi Keseimbangan Umum, besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) mencerminkan pendapatan nasional dan tingkat bunga keseimbangan yang terjadi baik di Pasar Barang dan Jasa maupun di Pasar Uang. Untuk menentukan besarnya Pendapatan Nasional dan Tingkat Bunga Keseimbangan dapat dilakukan dengan pendekatan Grafis dan Matematis.
Pendekatan Grafis
Pendekatan Grafis dilakukan dengan memotongkan dua kurva, yaitu kurva IS dan kurva LM. Berdasarkan titik potong kedua kurva IS dan kurva LM akan diperoleh titik keseimbangan yang menunjukkan Pendapatan Nasional dan Tingkat Bunga Keseimbangan.
Model Keseimbangan IS – LM
Berdasar gambar diatas dapat dilihat perpotongan antara dua kurva, yaitu kurva IS dan LM. Titik potong kurva IS dan LM terjadi pada titik E sehingga pada titik E terjaadi keseimbangan di Pasar Barang dan Jasa (direpresentasikan oleh kurva IS) maupun di Pasar Uang (direpresentasikan oleh kurva LM). Sebagai titik Keseimbangan, titik E menunjukkan adanya Tingkat Bunga Keseimbangan (ieq) dan Pendapatan Nasional Keseimbangan (Yeq).
Titik A dilalui kurva IS tetapi tidak dilalui kurva LM. Hal ini menunjukkanbahwa pada titik A terjadi keseimbangan di Pasar Barang dan Jasa tetapi tidak terjadi keseimbangan di Pasar Uang.
Titik B dilalui kurva LM tetapi tidak dilalui kurva IS. Hal ini menunjukkanbahwa pada titik A tidak terjadi keseimbangan di Pasar Barang dan Jasa tetapi terjadi keseimbangan di Pasar Uang.
Titik Adan B merupakan titik Keseimbangan Parsial. Berdasar penjelasan dapat disimpulkan bahwa satu-satunya titik yang menunjukkkan adanya keseimbangan di Pasar Barang dan Jasa maupun di Pasar Uang hanya titik E sebagai titik potong kurva IS dan LM.
Pendekatan Matematis
Pendekatan Matematis dilakukan dengan mencari titik potong kedua kurva IS dan LM dengan cara eliminasi maupun substitusi. Seperti Pendekatan Grafis, titik potong kedua kurva IS dan LM menunjukkan Pendapatan Nasional dan Tingkat Bunga Keseimbangan.
PASAR MODAL DAN KURVA LM
Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang dinyatakan dengan Kurva LM. Teori preferensi likuiditas menyatakan bahwa tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset perekonomian yang paling likuid, yaitu uang. Jika M menyatakan penawaran uang dan P menyatakan tingkat harga, maka M/P adalah penawaran dari keseimbangan uang riil. Teori preferensi likuisditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap. Penawaran uang M adalah variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga P juga merupakan variabel eksogen dalam model ini (dianggap tingkat harga adalah tertentu (given) karena model IS-LM menjelaskan jangka pendek ketika tingkat harga adalah tetap). Suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian.
Asumsi ini menunjukkan bahwa penawaran uang riil adalah tetap dan biasanya tidak tergantung pada tingkat bunga. Teori preferensi likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga adalah sebuah determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang orang. Alasannya adalah bahwa tingkat bunga adalah biaya peluang (opportunity cost) dari memegang uang: biaya yang harus ditanggung karena memegang aset dalam bentuk uang, yang tidak mendapat bunga baik dalam bentuk deposito atau obligasi. Ketika tingkat bunga naik, orang-orang hanya ingin memegang lebih sedikit uang. Jadi rumus permintaan terhadap uang riil adalah :
(M/P)d = L (r)
Dimana fungsi L(r) menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergnatung pada tingkat bunga. Tingkat bunga adalah biaya dari memegang uang, sehingga semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah jumlah keseimbangan uang riil yang diminta. Untuk menjelaskan berapa tingkat bunga yang berlkau dalam perekonomian, maka dikombinasikan penawaran dan permintaan terhadap uang riil. Menurut teori preferensi likuiditas, tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat bunga keseimbangan, jumlah uang riil yang diminta sama dengan jumlah penawarannya.
Bagaimana tingkat bunga mencapai keseimbangan penawaran dan permintaan uang? Penyesuaian terjadi karena kapan pun pasar uang tidak berada dalam keseimbangan, orang-orang berusaha menyesuaikan portofolio aset mereka dan dalam prosesnya, mengubah tingkat bunga.
Kurva LM memiliki kemiringan positif. Kenaikan suku bunga akan menurunkan permintaan saldo riil. Untuk mempertahankan agar tingkat permintaan saldo riil bisa sama dengan tingkat penawaran tetap, pendapatan harus ditingkatkan. Semakin besar kepekaan permintaan akan uang terhadap pendapatan, dan semakin rendah kepekaan permintaan akan uang terhadap, maka semakin curamlah kurva LM.
Tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika pendapatan tinggi, pengeluaran juga tinggi, sehingga masyarakat terlibat dalam lebih banyak transaksi yang mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, uang yang lebih banyak menunjukkan permintaan uang yang lebih besar. Dapat dituliskan dalam fungsi permintaan uang sebagai berikut :
(M/P)d = L(r,y)
Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas.
Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan riil menaikkan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam keseimbangan riil menggeser kurva LM ke atas. Jadi kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil. Kurva LM digambar untuk penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu. Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas. Kenaikan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke bawah.
C. VALUTA ASING
1. Pengertian Valuta Asing
Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai mata uang asing yang dinyatakan dengan nilai mata uang dalam negeri. Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa asing dikenaldengan foreign exchange. (Forex) merupakan mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan.Dan tempat bertemunya penawaran dan permintaan valuta asing disebut dengan Bursa ValutaAsing atau Foreign Exchange Market.
2. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Mata Uang
Perubahan nilai rupiah terhadap valuta asing antara lain terjadi karena:
Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah yang dengan sengaja menurunkan nilai rupiah relatif terhadap valuta asing (devaluasi). Sebaliknya, jika pemerintah sengaja menaikkan nilai rupiah relatif terhadap valuta asing (revaluasi). Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk :
Mekanisme pasar
Gaya tarik antara permintaan dan penawaran suatu mata uang dapat mengakibatkan mata uang tersebut menguat atau melemahnya. Perubahan selera masyarakat akan berpengaruh terhadapa nilai kurs valuta asing. Jika selera masyarakat terhadap produk impor menurun, permintaan valuta asing dari masyarakat berkurang sehingga nilai kurs valuta asing menurun.
Sistem kurs yang di pakai
Sistem Kurs tetap berarti nilai rupiah tidak akan berubah apabila pemerintah tidak mengubah ketetapan, tetapi karena Indonesia menggunakan kurs mengambang, maka nilai rupiah sering mengalami perubahan.
Macam-Macam Sistem Kurs
Kurs atau nilai tukar merupakan sebuah kunci bagi suatu negara untuk bertransaksi dengan dunia luar. Sistem pembayaran yang dilakukan baik di dalam negeri maupun luar negeri mau tidak mau harus terikat dengan nilai tukar atau kurs. Sistem nilai tukar sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu kurs tetap, mengambang bebas, dan mengambang terkendali. Lalu kurs apa yang pernah ditetapkan di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebelumnya kita telusuri dulu makna dari masing masing kurs serta kelebihan dan kekurangannya.
Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Kurs tetap merupakan sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas moneter tertinggi suatu negara (Central Bank) menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap negara lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang. Jika dalam perjalanannya penetapan kurs tetap mengalami masalah, misalnya terjadi fluktuasi penawaran maupun permintaan yang cukup tinggi maka pemerintah bisa mengendalikannya dengan membeli atau menjual kurs mata uang yang berada dalam devisa negara untuk menjaga agar nilai tukar stabil dan kembali ke kurs tetap nya. Dalam kur tetap ini, bank sentral melakukan intervensi aktif di pasar valas dalam penetapan nilai tukar.
Keunggulan :
· Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.
· Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil.
· Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa.
· Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.
Kelemahan :
· Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di pasar valas.
· Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
· Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar ekspor impor.
Kurs tetap
Dapat terjadi karena dua hal:
a. kurs devisa tetap standar emas, yaitu dengan mengaitkan nilai suatu mata uang dengan emas.
Terdiri dari 4 macam kurs valuta asing, yaitu:
1. kurs paritas arta yasa, menunjukkan perbandingan berat emas yang diperoleh dengan menukarkan satu satuan uang sebuah negara dengan satu satuan uang negara lain.
2. kurs titik ekspor emas, yaitu kurs valuta asing tertinggi dalam sistem standar emas.
3. kurs titik impor emas, yaitu kurs valuta asing terendah dalam sistem standar emas.
4. kurs valuta asing yang terjadi, merupakan kurs yang bergerak naik turun di sekitar kurs paritas arta yasa.
Komentar